PAMEKASAN. SUARA POST-Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dinilai tidak berani dialog secara terbuka soal tiga tahun capaian programnya dalam memimpin Pamekasan. Senin, (20/09/2021).
Saat aktivis melakukan aksi demontrasi terkait evaluasi dan rekontruksi tiga periode Baddrut Tamam dalam memimpin kabupaten Pamekasan. Politikus PKB itu malah meninggalkan para demonstran. Ia berdalih, ada kegiatan.
Bahkan, diskusi terbuka dan dialog tersebut untuk digelar acara tertib dengan sama-sama duduk secara lesehan.
Koordinator aksi Musfiqul Khoir meminta terhadap bupati Pamekasan untuk dialog secara terbuka terkait visi misi yang dicanangkan Baddrut Tamam dalam janji atau kampanye politiknya.
Musfiq menyebut, dari 17 progam prioritas yang sudah canangkan untuk dilakukan diskusi terbuka sehingga jika memang ada kekurangan dan kelemahan akan diberikan masukan.
“Jangan kabur dulu bos. Tunggu dulu, kita diskusi terbuka dan konstruktif dengan berdasarkan data,” kata musfiq menyusul kepergian Bupati Baddrut dari para demonstran.
Dikatakannya, Sebagai seorang pemimpin, Bupati Pamekasan tidak boleh abai apalagi menghindar dari penyampaian aspirasi yang disampaikan oleh siapapun.
Sebab, aspirasi merupakan bentuk perbaikan dan masukan dalam menyongsong tata kelola pemerintahan yang lebih baik sesuai dengan tagline kabupaten Pamekasan dengan sebutan Pamekasan hebat.
“Kami melakukan demonstrasi tidak sembarangan, membawa berbagai persoalan tentunya dengan solusi. Tapi jika langsung ditinggalkan. Bagaimana caranya,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Pamekasan menyampaikan ucapan terimakasih. Baginya, segala masukan akan dilakukan diskusi dan evaluasi dengan OPD.
“Terimakasih untuk semua masukannya.. masukan ini akan dibahas dan diskusikan kembali dengan OPD,” singkat Bupati.
Selang beberapa lama, Bupati meminta aparat dari kepolisian dan kodim untuk menertibkan para demonstran.
Sebelum Bupati meninggalkan para demonstran, terjadi cekcok dan debat antara Dandim 0826 Pamekasan Letkol Inf Tejo Baskoro dan demonstran. Penyebabnya, komandan kodim mendesak para demonstran untuk membubarkan diri.