RISALAH. PAMEKASAN – Madura sangat akrab dikenal pulau garam. Ini sebutan bagi kawasan yang memiliki peta mirip badan sapi yang terletak di sebelah utara provinsi Jawa Timur.
Kawasan dengan luas sekira 5.250 km2 ini memiliki empat kabupaten diantaranya Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Namun sayangnya, meski Madura karib dengan sebutan pulau garam, tak sedikit para petani garam yang masih menjerit karena harga garam anjlok.
Pada musim hujan seperti sekarang ini, harga garam lokal atau garam rakyat banyak dikeluhkan oleh para petani, terutama di desa lembung, kecamatan Galis, kabupaten Pamekasan.
Riyadlus Sholihin, ketua kelompok usaha garam rakyat kabupaten Pamekasan mengakui bahwa garam didaerahnya dusun lembung, Galis, Pamekasan justru dikeluhkan oleh para petani.
“Saat ini, harga garam lokal sangat turun drastis menjadi 1.350 rupiah per kilogram (per-kg) pada musim hujan, sementara pada musim kemarau masih 1.700 rupiah per-kg,” ujarnya, Senin (12/2/2024).
Akibatnya, banyak para petani di desa Galis mulai menyiasati dengan memilih menimbun atau menyimpan garam hasil produksi di gudang miliknya.
“Karena Produksi di musim hujan sulit dilakukan, iya sekarang tinggal sisa timbunan di masa kemarau,”katanya.
Kendati demikian, pihaknya bersama para petani di desa Galis berharap kepada pemerintah setempat untuk bergerak mengatasi turunnya harga garam lokal.