Scroll untuk baca artikel
PeristiwaPesantren dan PendidikanSosial

Perubahan Iklim Tantangan Bagi Ketahanan Pangan

Avatar
×

Perubahan Iklim Tantangan Bagi Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
Foto ilustrasi.

Tahukah kamu bahwa perubahan iklim merujuk pada pergeseran jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca? Dampak dari perubahan ini tidak hanya dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat di seluruh dunia.

Perubahan iklim telah muncul sebagai salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi umat manusia di abad ke-21. Dengan meningkatnya suhu permukaan bumi akibat emisi gas rumah kaca, Mulai dari bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, hingga dampak jangka panjang terhadap ketahanan pangan, isu ini jelas tak bisa dianggap sepele.

Perubahan iklim membawa dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian, yang merupakan fondasi utama ketahanan pangan. Perubahan pola curah hujan dan suhu yang tidak menentu dapat mengganggu siklus tanam dan panen, menurunkan hasil pertanian, dan meningkatkan risiko gagal panen.

Situasi ini berpotensi memicu krisis pangan, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada pertanian tradisional. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem, sehingga kita dapat menjaga ketahanan pangan di masa yang akan datang.

Baca Juga:  PWI Pamekasan Kecam Dugaan Intimidasi Oknum PKL Arek Lancor kepada Wartawan

Perubahan iklim dan cuaca memainkan peran penting yang signifikan dalam sektor pertanian, yang menjadi tumpuan kehidupan bagi banyak petani.

Perubahan pola cuaca, seperti peningkatan suhu, kekeringan yang berkepanjangan, dan curah hujan yang tidak menentu, dapat mengakibatkan gagal panen serta penurunan produktivitas pertanian.

Salah satu contoh nyata dari dampak perubahan iklim adalah fenomena kekeringan yang terus berlangsung. Marlan, seorang petani muda dari Nias, mengungkapkan bahwa masa kemarau yang panjang telah merugikan hasil panennya secara drastis. Kekeringan ini tidak hanya mengurangi kuantitas hasil panen, tetapi juga mempengaruhi kualitas tanaman, yang pada akhirnya berdampak negatif pada pendapatan petani.

Manfaat Tindakan untuk Mengatasi Pengaruh Perubahan Iklim

Menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, langkah-langkah adaptasi dan mitigasi dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi petani serta sektor pertanian secara keseluruhan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan teknik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Langkah-langkah ini akan memperkuat ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim yang terjadi.Dengan mengadopsi praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, petani tidak hanya dapat meningkatkan hasil panen, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kualitas tanah dan sumber daya air.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Sinergitas TNI Polri di Pamekasan Patroli Harkamtibmas

Selain itu, melakukan investasi dalam teknologi pertanian modern—misalnya, sistem irigasi yang efisien dan pemantauan cuaca berbasis data—akan membantu petani merencanakan waktu tanam dan panen dengan lebih baik.

Dengan demikian, risiko kerugian akibat cuaca yang tidak menentu dapat diminimalkan, membuka harapan baru bagi keberlanjutan pertanian di tengah tantangan iklim yang semakin berat.

Dampak Perubahan Iklim pada Ekosistem

Perubahan iklim tidak hanya membawa dampak langsung, seperti perubahan pola cuaca, tetapi juga memiliki pengaruh yang dalam terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati yang sangat penting bagi pertanian. Misalnya, variasi suhu dan curah hujan dapat mengganggu habitat alami bagi serangga penyerbuk, termasuk lebah, yang memiliki peran penting dalam proses penyerbukan tanaman.

Penurunan populasi serangga ini dapat menimbulkan efek negatif yang signifikan pada hasil panen, terutama bagi tanaman yang sangat bergantung pada penyerbukan. Dengan memahami hubungan ini, para petani dan pembuat kebijakan dapat lebih efektif dalam merumuskan strategi konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.

Langkah ini tidak hanya mendukung kelangsungan ekosistem, tetapi juga berpotensi meningkatkan hasil panen serta memastikan keberlanjutan pertanian di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks.

Baca Juga:  Tingkatkan Zona Integritas, Kementerian ATR/BPN Laksanakan Penilaian Mandiri dan Berikan Penghargaan WTAB

kesimpulan

Perubahan iklim adalah tantangan signifikan yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat secara luas.

Dari sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan, perubahan pola cuaca ekstrem dapat mengganggu siklus produksi dan meningkatkan risiko kegagalan panen.

Dalam konteks ini, sangat penting untuk mengembangkan strategi adaptasi yang efektif. Penerapan teknik pertanian berkelanjutan dan investasi dalam teknologi modern menjadi langkah penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati tidak dapat diabaikan.

Penurunan populasi serangga penyerbuk dapat mengancam hasil pertanian dan keberlanjutan produksi pangan. Oleh karena itu, kolaborasi antara petani, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dengan memahami dan menghadapi dampak perubahan iklim, kita memiliki kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Upaya kolektif dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim akan menjadi kunci untuk menjaga martabat manusia dan keberlanjutan ekosistem global.

Nama : Sri Wahyuni Mahasiswa Universitas Madura (UNIRA) semester 3.