RISALAH. PUISI – Puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono mengambarkan sebuah karya puitis yang
memikat dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun sarat makna. Puisi ini
menggambarkan kerinduan mendalam untuk mencintai dengan tulus dan tanpa syarat, seperti
kayu yang terbakar menjadi abu tanpa sempat mengucapkan kata-kata, atau awan yang
menghilang menjadi hujan tanpa sempat memberikan isyarat. Melalui metafora yang kuat dan
penuh makna, Sapardi mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta yang sejati.
Bayangkan seorang pria yang diam-diam mencintai seorang wanita. Ia tak pernah berani
mengungkapkan perasaannya, hanya menyimpannya dalam hati. Ia seperti kayu yang terbakar
menjadi abu, tak sempat mengungkapkan kata-kata cinta karena takut ditolak. Ia hanya bisa
melihat wanita itu dari kejauhan, merasakan panasnya api cinta yang membakar jiwanya, tanpa
berani mendekat. Di sisi lain, seorang wanita yang tak pernah menyadari cinta yang tercurah
padanya. Ia seperti awan yang menghilang menjadi hujan, tak sempat memberikan isyarat
kepada orang yang mencintainya. Ia hanya merasakan tetesan air hujan yang menyegarkan,
tanpa tahu dari mana asalnya. Keduanya, seperti kayu dan api, awan dan hujan, terjebak dalam
perasaannya masing-masing. Tak ada kata-kata, tak ada isyarat, hanya perasaan yang
terpendam dan tak terungkap.
Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940 – 19 Juli 2020) adalah seorang pujangga
Indonesia yang dikenal luas sebagai pelopor puisi liris di Indonesia . Ia lahir di Surakarta, Jawa
Tengah, dan menghabiskan masa kecilnya di lingkungan yang kaya akan sastra dan seni. Sapardi
memulai karir sastranya sejak masih duduk di bangku SMA di Surakarta . Setelah lulus SMA, ia
melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mendalami sastra
Inggris dan kemudian sastra Indonesia . Selama masa studinya, ia aktif dalam dunia radio dan
teater, serta terus menulis puisi. Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai salah satu sastrawan
terkemuka di Indonesia. Selain puisi, ia juga menulis esai, cerpen, dan kritik sastra. Karya-
karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris, Jerman, dan
Prancis. Sapardi juga aktif dalam berbagai kegiatan sastra, seperti seminar, lokakarya, dan
festival sastra. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Dewan
Bahasa dan Sastra (DBS).
Alasan saya menganalisis puisi ini karena ingin mengetahui kaitan antara “Aku Ingin”
dengan pendekatan psikologi karya yang terdapat dalam karya Sapardi Djoko Damono dibawah
ini.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mecintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Sapardi Djoko Damono (1989)
Berikut analisis puisi “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono per lariknya:
1. “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”
Pada bait pertama, penyair langsung mengungkapkan keinginannya untuk mencintai
dengan cara yang sederhana. Penyair menunjukkan bahwa cinta sejati tidak memerlukan
hiasan atau drama yang berlebihan. Penyair ingin menekankan bahwa cinta yang tulus itu tidak
rumit dan dapat dinyatakan dengan cara yang mudah dipahami.
2. “Seperti kata yang tak sempat diucapkan oleh lidah”
Dalam bait kedua, Sapardi menggunakan metafora untuk menggambarkan perasaan
yang tak terungkap. Kata-kata yang tidak sempat diucapkan melambangkan kerinduan dan
ketidak berdayaan dalam mengekspresikan cinta. penyair juga menunjukkan bahwa cinta
terkadang sulit untuk diungkapkan dan bisa terpendam dalam hati.
3. “Dan oleh waktu yang sedih”
Bait ketiga menambah nuansa kesedihan dalam puisi. Waktu yang sedih mencerminkan
bahwa cinta tidak selalu bahagia, ada momen-momen di mana perasaan itu terhalang oleh
realitas dan waktu yang terus berjalan. Ini menunjukkan bahwa cinta bisa terasa berat dan
penuh tantangan.
4. “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”
Pengulangan kalimat keempat ini menegaskan kembali keinginan penyair untuk
mencintai dengan cara yang tulus dan tanpa embel-embel. Penyair menunjukkan konsistensi
dalam perasaan dan pengharapan untuk mencintai dengan cara yang murni.
5. “Seperti kayu yang dibakar menjadi abu”
Metafora kayu yang terbakar menjadi abu menggambarkan pengorbanan dalam cinta.
Kayu yang terbakar melambangkan bahwa cinta memerlukan pengorbanan, dan meskipun
mungkin menyakitkan, ada sesuatu yang indah yang bisa dihasilkan dari proses tersebut.
Pengorbanan penyair bisa diartikan sebagai keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi
orang yang dicintai.
6. “Dan aku ingin mencintaimu sepertinya”
Penyair kembali mengulangi keinginannya untuk mencintai, tetapi kali ini ia merujuk
pada sesuatu yang lebih besar. Penyair menunjukkan harapan untuk mencintai dengan cara
yang lebih dalam dan berarti, sejalan dengan pengorbanan yang telah dibahas sebelumnya.
7. “Seperti embun pagi yang jatuh ke atas daun”
Di lirik ke tujuh , embun pagi menjadi simbol keindahan dan kesegaran. Embun yang
jatuh ke daun melambangkan cinta yang lembut dan menyegarkan. Penyair mengindikasikan
bahwa cinta bisa membawa kebahagiaan dan kenyamanan, seperti embun yang memberikan
kesegaran pada pagi hari.
8. “Seperti awan yang menghilang menjadi hujan”
Metafora awan yang menghilang menjadi hujan menunjukkan bahwa cinta kadang
melalui proses perubahan. Seperti awan, cinta dapat menghilang, tetapi bisa juga memberi
kehidupan dan kesegaran seperti hujan. Penyair mencerminkan bahwa cinta memiliki siklus
dan bisa membawa perubahan, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
• Makna puisi ”Aku Ingin”
Cinta yang Sederhana dan Tulus:
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” menunjukkan keinginan yang mendalam untuk
mencintai tanpa mengharapkan balasan.
“Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu”
menunjukkan bahwa penyair pengorbanan yang dilakukan tanpa mengharapkan apapun
sebagai balasan.
“Awan yang menghilang menjadi hujan” melambangkan transformasi dalam hubungan cinta, di
mana cinta tidak selalu stabil dan konstan, tetapi bisa berubah dan berkembang.
“Embun pagi yang jatuh ke atas daun” menunjukkan sisi lembut dan menyegarkan dari cinta,
menunjukkan bahwa cinta bisa muncul secara mendadak dan menyenangkan.
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” menunjukkan keinginan untuk mencintai dengan
tulus dan setia, tanpa mempertimbangkan kondisi atau situasi yang ada.
“Dengan doa yang tak sempat terucapkan dalam hatiku” bahwa penyair menunjukkan ketulusan
dan keinginan yang mendalam untuk mencintai seorang yang dicintai.
• Kesimpulan
Puisi “Aku Ingin” penyair menceritakan tentang seseorang yang ingin mencintai dengan
sederhana, tanpa banyak kata-kata atau isyarat yang berlebihan. Penyair ingin mencintai
seperti kayu yang rela terbakar menjadi abu demi api, dan seperti awan yang rela menjadi hujan
demi menyiram bumi. puisi Sapardi Djoko Damono ini menceritakan tentang cinta yang rela
berkorban dan menyerahkan diri demi yang dicintainya, tanpa mengharapkan balasan apapun.
Cinta yang sederhana, tapi bermakna dalam.
penulis: Qunita Fatima
Prodi BHS .Indonesia
Universitas Madura