RISALAH. PAMEKASAN – Ketua koordinator pedagang kaki lima (PKL) arek lancor Pamekasan Bambang Widi Atmono yang mengaku membawahi 140 PKL buka suara soal dugaan pemukulan dan intimidasi kepada wartawan.
Bambang Widi Atmono atau yang akrab disapa Cak Gondrong tersebut, menegaskan ke publik bahwa kasus dugaan pemukulan dan intimidasi kepada wartawan yang sedang bertugas peliputan di arek lancor dan viral baru-baru ini, tidak ada sangkut pautnya dengan anggotanya.
Ia memastikan anggotanya yang terdiri dari 140 PKL arek Lancor tidak terlibat. Menurutnya terduga pelaku adalah pedagang buah yang berjualan di luar kawasan arek Lancor yang mengambil badan jalan.
“Kami ingin menyampaikan ke publik kalau terduga pelaku pemukulan dan intimidasi itu bukan bagian dari PKL Arek Lancor, melainkan oknum pedagang buah yang berjualan di luar area arek Lancor, sedangkan kami berjualan di dalam dan terbentuk struktur,”ujar cak gondrong, Minggu (12/1/2025) malam.
Pria kelahiran Jombang yang mengaku sejak 1996 sudah berjualan di arek Lancor ini meminta agar publik dapat membedakan antara PKL arek lancor dengan pedagang buah yang mengambil badan jalan.
“Kalau pedagang buah yang berjualan di pinggir jalan ini tidak masuk keanggotaan PKL arek Lancor, mereka sempat ingin bergabung tapi kami tolak karena tidak mau pakai gerobak,”ujarnya.
Ia memastikan bahwa anggota PKL arek Lancor tidak akan berani melakukan tindakan kekerasan apapun, apalagi kepada wartawan yang sedang bertugas di lapangan.
“Kami PKL arek Lancor tidak mungkin berani melakukan tindakan kekerasan, apalagi kepada wartawan pak. Kami bukan preman, kami hanya sebatas pedagang yang bertaruh nasib untuk anak istri disini,”tandasnya.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, kasus dugaan pemukulan dan intimidasi oleh oknum pedagang buah terjady di area arek Lancor kepada wartawan JTV, Sabtu (11/1/2025).
Wartawan JTV Fauzi diduga dipukul dan diintimidasi saat sedang peliputan kegiatan Satpol-PP menertibkan PKL di Arek Lancor Pamekasan.
Kasus dugaan pemukulan dan Intimidasi Kepada Wartawan JTV tersebut mengundang kecaman dari sejumlah pihak, mulai dari ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan hingga Penjabat (Pj) Bupati Pamekasan.