RISALAH. PAMEKASAN – Salah seorang Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura bernama Siti Qomariyah mengidap tumor di lututnya semenjak 2 tahun lalu.
Mahasiswi semester 9 Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) itu mendadak viral setelah Camat Tlanakan mengunggah fotonya di media sosialnya.
Qomariyah tinggal bersama ayahnya di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Ayahnya, K. Muhtar menuturkan awal mula putrinya itu terjatuh dan patah di bagian lututnya. Ia memutuskan untuk membawanya ke sangkal Putung dan sembuh seperti biasa. Namun berselang beberapa waktu putrinya itu kembali terjatuh dan mengalami patah tulang di titik yang sama dan dibawa kembali ke sangkal Putung.
“setelah itu berselang dari sangkal Putung, lututnya bengkak dan mengeluh kesakitan. Saya bawa ke rumah sakit,” jelas K. Muhtar kepada media saat ditemui di kediamannya. Jum’at (05/07/2024).
Ia juga sudah berusaha mengobati putrinya hingga ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. H. Slamet Martodirdjo, Pamekasan dibantu oleh Kepala Desa setempat.
“Saya dibantu pak kades untuk mengobati anak saya, namun terakhir kali pihak dokter di Surabaya mengatakan kaki anak saya harus diamputasi, namun saya berharap ada jalan lain agar anak saya tidak sampai diamputasi,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Ambat, Moh. Sugianto saat ini sangat merasa iba dengan nasib warganya tersebut. Ia sudah membantu dengan semaksimal mungkin selama proses pengobatan dari RSUD Smart hingga ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
“Sudah kami fasilitasi, bolak balik ke Surabaya hingga sembilan kali kami antar dengan mobil SIGAP Desa, namun terakhir orang tua dari adik Qomariyah ini tidak sanggup jika anaknya harus diamputasi,” jelas Sugianto saat mengantarkan tim media ini ke rumah Qomariyah.
Hingga akhirnya, Sugianto mencoba mencari informasi dari berbagai pihak agar Qomariyah tidak sampai diamputasi.
“Saya dapat informasi di Solo, Jawa Tengah ada Rumah Sakit Ortopedi. Namun kami kesusahan masalah biayanya, kalau kami pemerintah desa tidak sanggup untuk membantu dari segi finansial. Yang jelas ini sangat mahal biayanya. Sedangkan beliau orang tua adik Qomariyah sehari-harinya hanya sebagai petani dan mengajar anak-anak ngaji di sekitar sini mas,” tuturnya.
“Kalau menggunakan BPJS ini tidak bisa, karena bukan atas rujukan dari rumah sakit. Iya saya berharap dengan kondisi adik Qomariyah ini ada para donatur yang mau membantu agar bisa berobat tanpa harus di amputasi,” imbuh Kades Ambat tersebut.
Selama ini pihaknya sudah mencoba meminta bantuan dari pemerintah kabupaten Pamekasan melalui camat Tlanakan.
“Hari ini kami berkirim surat ke Pemkab melalui Camat Tlanakan, dan semoga Pemkab bisa membantu,” tuturnya.
Sementara Camat Tlanakan, Nurhidayati Rasuli mengatakan, pihaknya sudah membantu untuk berkoordinasi dengan Pemkab dan juga dengan pihak Kampus IAIN Madura.
“Kemarin kami sudah bantu menguruskan penyelesaian KKNnya, pihak kampus sudah membolehkan Qomariyah ikut KKN di desanya. Karena kebetulan saat ini di Tlanakan kebagian untuk ditempatkan KKN,” ujarnya.