Scroll untuk baca artikel
PeristiwaPesantren dan PendidikanSosial

Pelanggaran Hukum dan Kelemahan Artificial Intelligence

Avatar
×

Pelanggaran Hukum dan Kelemahan Artificial Intelligence

Sebarkan artikel ini
Foto ilustrasi.

RISALAH. ARTIKEL – Artificial Intelligence (AI) (Kecerdasan Buatan) hadir sebagai teknologi baru yang berpotensi merevolusi berbagai industri, sehingga IA memberikan kemudahan terhadap manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknologi tapi tentu saja semua hal memiliki sisi kelebihan dan kekurangan.

Tujuan AI adalah untuk mengotomatisasi tugas-tugas, meningkatkan efisiensi, dan memberikan solusi cerdas untuk masalah yang kompleks. IA sudah diimplementasi di berbagai sektor, diantaranya digunakanĀ  dalam kendaraan otonom, diagnostik medis, deteksi penipuan, asisten virtual, sistem rekomendasi.

Kecerdasan buatan adalah tentang menciptakan mesin cerdas yang dapat berpikir, belajar, dan membuat keputusan seperti manusia. Mesin-mesin ini menggunakan algoritme dan teknik canggih untuk memproses informasi dan melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, membuka banyak kemungkinan untuk otomatisasi dan pemecahan masalah.

AI membantu mengoperasikan mesin untuk waktu yang tidak terbatas, tanpa mengurangi produktivitas. Ini adalah salah satu keunggulan utama AI yang menyebabkannya diterima di setiap sektor. Kecerdasan Buatan digunakan oleh produsen untuk terus memproduksi barang untuk memenuhi permintaan pasar dan mendapatkan keuntungan yang tinggi.

Baca Juga:  Tahun 2024, Pizza Hut Pamekasan Sumbang Pajak Nyaris Ratusan Juta untukĀ 2 Bulan

Salah satu keunggulan dari IA adalah mempercepat tanpa waktu yang lama, misalnya dibidang manafaktur, robot bertenaga IA yang dapat beroperasi terus menerus tanpa kelelahan sehingga dapat meningkatkan tingkat produksi dan mengurangi kesalahan. Dari sisi kelemahan IA dapat merugikan orang lain dan terdapat beberapa kasus terhadap mantan presiden Joko Widodo dan Scarlett Johansson Berang.

Menurut Stefan koos ada dua kasus pelanggaran hukum yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) diantaranya adalah : potongan video mantan Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam bahasa Mandarin dengan sangat fasih. Video itu konon direkayasa dengan aplikasi deepfake AI. Hasilnya adalah ekspresi, gerak bibir dan ucapan Presiden Jokowi dalam pidato berbahasa Mandarin itu sangat pas.

Tanpa izin meng-kloning suaranya Scarlett Johansson Berang. Menggunakan potongan suaranya sebagai black Widow dalam film avenger dengan direkayasa secara digital untuk kepentingan iklan dengan maksud mempromosikan aplikasi IA sebagai penyunting avatar lisa IA, sehingga dari kasus tersebut ia menggugat Convert Software, perusahaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Baca Juga:  Dinas Perikanan Pamekasan Sediakan Dana Hibah Puluhan Juta, 12 Poklahsar Siap-siap Terima

Dari gambaran dua kasus pelanggaran tersebut menggunakan aplikasi AI sudah berkembang begitu pesat dan canggih. Banyak hal yang semakin bisa direkayasa oleh AI. Bahkan termasuk rekayasa yang melanggar etika dan hukum, sebagaimana terjadi pada dua kasus tersebut.

Selain dari kasus yang sudah disebutkan diatas juga terdapat kelemahan-kelemahan pada Artificial Intelligence (AI) (Kecerdasan Buatan) diantaranya:

Tidak sepenuhnya meniru manusia
Dalam setiap tindakan yang dilakukan manusia dan kreativitas manusia ada penilaian tersendiri dari pengambilan keputusan tertentu membutuhkan pemahaman kontekstual, kecerdasan emosional dan pertimbangan etika yang sulit ditiru oleh IA. Sehingga inovasi, seni dan empati mempunuyai penilaian dubjektif dalam memainkan peran penting diberbagai sektor.

Berdampak pada pengangguran dan berpotensi melakukan kejahatan
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tentu saja untuk mendapatkan penghasilan adalah bekerja diberbaikan sektor. Maka dengan hadirnya IA ada kekewatiran tentang perpindahan pekerjaan. Yang sebelumnya dilakukan manusia sekarang dapat dilakukan oleh sistem IA yang dapat berpotensi banyaknya pengangguran, hal ini menjadi salah satu pemicu penyebab terjadinya kejahatan.

Baca Juga:  Dikeroyok Sekelompok Orang, Kader PMII Pamekasan Lapor Polisi

Privasi dan keamanan
AI sangat bergantung pada data, dan pengumpulan serta pemanfaatan informasi pribadi menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi. Sistem AI harus dirancang dengan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data sensitif dari akses yang tidak sah dan pelanggaran.

Selain itu, AI juga meningkatkan potensi penyalahgunaan. Contoh saja, video deepfake. Deepfakes berpotensi menyebarkan informasi palsu dan memanipulasi opini publik. Seseorang bisa mengambil video Barack Obama, misalkan, dan mengedit video tersebut untuk membuat Obama mengatakan hal yang sebenarnya tidak pernah ia katakan.

Penulis: Mansur, S.H.,M.H
Mahasiswa Doktoral Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.