RISALAH. PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura belum mengumumkan Break Event Point (BEP) atau titik impas tembakau pada tahun 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Produksi Pertanian DKPP Pamekasan Andi Ali Syahbana mengatakan bahwa terkait Break Event Point (BEP) tembakau masih tahap analisa awal.
“Kita masih belum melakukan penyusunan, cuma sekarang kita sudah mulai tahap analisa awal terkait BEP,”ujar Andi Ali Syahbana. Senin (3/6/2024).
Lebih lanjut kata Andi, Dinas Pertanian Pamekasan akan mulai serius membahas secara intens Break Event Point pada bulan depan.
“Untuk skema BEP tembakau kita akan memulai membahas secara intens pada bulan Juli depan,”ungkapnya.
Menurut Andi, Break Event Point bukanlah patokan harga bagi petani tembakau melainkan biaya pokok produksi.
“BEP ini bukanlah patokan harga, jadi BEP adalah biaya pokok produksi atau nilai produksi dari petani tembakau per-kilogramnya jadi mulai dari pembibitan, panen sampai pengemasan yang dikeluarkan oleh para petani,”jelasnya.
Kendati demikian itu, pada musim tembakau pada tahun ini, Dinas Pertanian kabupaten Pamekasan berharap petani bisa tetap menjaga kualitas tembakau sebelum tiba masa tanam.
“Kami mengharapkan, pertama kualitas tembakau pada tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya, yang kedua biaya produksi bisa ditekan oleh para petani, yang ketiga bisa mengantisipasi dari hama tembakau,”tandasnya.
Untuk diketahui, Pemkab Pamekasan menetapkan break event poin (BEP) tembakau musim 2023. Rinciannya, tembakau sawah Rp 41.193 per kilo gram, tembakau tegal Rp 47.653, dan tembakau gunung Rp 56.597 perkilo gram.