RISALAH. BANGKALAN – BEM KM Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengibarkan bendera hitam sebagai sebuah bentuk keprihatinan terhadap situasi demokrasi saat ini. Sabtu 10 Februari 2024.
Mahasiswa berkumpul di taman kampus rektorat, guna menyampaikan sikap dan aspirasi keprihatinan yg sedang dialami bangsa Indonesia.
Pada aksinya, BEM KM UTM mengunakan atribut payung hitam (nuansa hitam) sebagai bentuk perlawan terhadap pihak yg merusak keharmonisan dan kekondusifan pemilu 2024
“Acara ini di kemas dengan seruan moral dan pernyataan sikap demokrasi tanpa intervensi” kata Presma UTM, Moh. Anis Anwari.
Dikatakannya, dalam situasi seperti ini, mahasiswa harus hadir untuk mengingatkan lebih intens kepada para penguasa, agar nalar kekuasaan bisa dijalankan dengan lebih sehat dan bersih.
“Kami berharap muncul perbaikan situasi politik kenegaraan yang lebih kondusif menuju pemilu 2024,” lanjutnya.
Presma UTM juga menegaskan bahwa gerakan ini murni gerakan moral untuk meluruskan demokrasi, dan atas dasar keresahan mahasiswa melihat situasi negeri ini, dan juga gerakan ini dipastikan tidak ada tunggangan dari paslon manapun.
“Kami pastikan bahwa gerakan kami adalah penting untuk disuarakan, sembari berharap ada perbaikan kondisi demokrasi bangsa ini,” pungkasnya.